Motto "Lestarikan Budaya Luhur Islam"

20 Maret 2013

[Hadits Nabi] : Syarat-syarat Keluarga Yang Sakinah dan Bahagia

Rasulullah pernah bersabda"Apabila Allah menghendaki, maka rumah tangga yang Bahagia itu akan diberikan kecenderungan senang mempelajari ilmu- ilmu agama, yang muda-muda menghormati yang tua-tua, harmonis dalam kehidupan, hemat dan hidup sederhana, menyadari cacat-cacat mereka dan melakukan taubat."
(HR Dailami dari Abas ra)

Penjelasan Hadits


Salah satu dari sekian banyak hajat hidup manusia baik laki-laki maupun perempuan dalam kehidupan di dunia ini ialah membentuk rumah tangga. Untuk membentuk rumah tangga antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan harus diikat dengan sebuah pertalian akad yang biasa disebut dengan pernikahan. Ikatan yang dijalin antara keduanya harus didasari pula dengan rasa cinta kasih agar dalam rumah tangga yang dibina itu akan tercipta rasa ketentraman dan kebahagiaan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar-Rum 21:

"Sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, yaitu diciptakan-Nya untukmu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri agar supaya kamu mendapat sakinah (ketenangan hati). Dan dijadikan-Nya kasih sayang antara kamu (suami-isteri). Sesungguhnya yang demikian menjadi tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir."(Ar-Ruum ayat 21)

Menurut hadist Rasulullah SAW, yang dilansir di awal tulisan ini, paling tidak ada lima syarat yang harus dipenuhi oleh pasangan suami istri:


Pertama . Harus banyak mempelajari ilmu-ilmu agama. Faktor ajaran Islam memegang peranan penting karena ajaran agama (Islam) ini merupakan petunjuk untuk membedakan antara yang hak dan batil, antara yang menguntungkan dan merugikan, yang pada gilirannya merupakan pegangan dalam meniti kehidupan berkeluarga.

Salah satu contoh ajaran Islam, walaupun seorang laki-laki dan perempuan sudah membina rumah tangga, harus tetap berbakti kepada kedua orangtua kedua belah pihak sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini: "Ridho Allah tergantung kepada keridhaan orang tuanya dan murka Allah juga diakibatkan kemurkaan orang tuanya."

Berbakti kepada orang tua bukan cuma memberikan material semata, tetapi banyak cara termasuk berbakti kepada mereka yang sudah meninggal dunia dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT memohon keselamatan dan ampunan bagi mereka.

Pihak keluarga muslim yang bahagia adalah ketakwaan kepada Allah SWT yang didirikan berdasarkan ilmu keagamaan. Dengan pilar ini maka semua kekurangan akan dapat dilengkapi. Dia juga pematri pemandu hati, pembina watak dan pembersih jiwa. Dengan ketakwaan juga dia akan menjadi kompas penunjuk hak dan pengikat kewajiban dan dia pulalah pemudah semua kesulitan dan penangkal segala kejahatan. Takwa juga akan menjadi pemacu segala kebajikan dan pemersatu segala perbedaan.

Kedua. Akhlak dan Kesopanan. Di dalam rumah tangga yang bahagia sudah terjalin hubungan harmonis antara sesama keluarga. Mereka yang muda menghormati yang tua, begitu juga sebaliknya yang tua menghargai dan mencintai yang muda. Sikap saling menghormati dan menyayangi dalam keluarga ini digariskan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW: "Tidaklah termasuk umatku orang-orang yang tidak menghormati orang tua dan orang yang tidak menyayangi orang-orang kecil/muda."

Ketiga. Etika Pergaulan. Dalam rumah tangga yang bahagia akan tercermin melalui keharmonisan antara sesama anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga dapat menempatkan diri dan menjalankan tugasnya masing-masing dengan penuh tanggung jawab. Suami bertanggung jawab terhadap isteri dan anak-anak, sedangkan isteri tidak membuat kebijakan tanpa sepengetahuan suami. Demikian pula anak-anak selalu mematuhi kehendak orang tuanya. Dalam rumah tangga yang bahagia tidak ada perasaan saling mencurigai dan saling salah menyalahkan.


Keempat. Hemat dan Hidup Sederhana. Rumah tangga yang serba berkecukupan dengan harta benda yang melimpah belum menjamin penghuninya berbahagia. Malahan dengan harta melimpah disertai kedudukan yang tinggi dan kekuasaan yang luas sering menimbulkan persoalan yang tiada henti.
Akibatnya kehidupan dalam keluarga kurang harmonis karena tidak ada lagi komunikasi atau terbatasnya untuk bersama dalam keluarga karena sibuk dengan kepentingan masing-masing. Inilah salah satu penyebab retaknya kehidupan rumah tangga. Namun sebagian besar penyebab kehancuran suatu rumah tangga karena tidak pandai berhemat dan tidak memikirkan bagaimana hidup esok hari.


Kelima Menyadari Cacat Diri Sendiri masing-masing anggota keluarga. Sudah menjadi kebiasaan sampai sekarang tidak menyadari aib atau cacat diri sendiri. Tetapi melihat aib orang lain sudah menjadi tren yang populer. Dalam kehidupan rumah tangga yang bahagia, mereka tidak saling membuka aib, tetapi sebaliknya saling menutupi aib.  Kemudian yang harus disadari bahwa masing-masing orang memiliki kekurangan dan kelebihaan. Kekurangan dan kelebihan masing-masing inilah yang harus dimanfaatkan untuk saling mengisi dan menutupi sehinga selaras dan serasi.

Sebagai tambahan selain kelima faktor barusan, guna mewujudkan sebuah keluarga yang bahagia, adalah dengan tidak melupakan hidayah dan petunjuk-petunjuk Allah SWT sebagaimana dilukiskan dalam Alquranul karim Surat Al-Hasyr 19:

 "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa akan dirinya sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."  (QS Al-Hasyr 19)

Wallahu'alam

 

Sumber : (koran sriwijayapost)

 

19 Maret 2013

Syair Islam : Waspadalah Teroris (khawarij)



wahai saudaraku,

ijinkan aku berbagi sesuatu

yaitu tentang serigala berbulu domba

ciri-ciri teroris yang dimurkai Allah dan Rasul-Nya

diantara miliaran manusia dimuka bumi

ada sekelompok manusia yang merasa dirinya paling benar jalannya

kemudian mengejek, mengolok-olok yang lain,

memboikot, merampas hak milik saudaranya

demi kepentingan golongannya,

katanya bertujuan untuk menegakkan kebenaran hakiki,

namun akhirnya hanya untuk memperkaya diri sendiri,

terkadang perbuatan bertolak belakang dengan apa yang mereka katakan,

mereka melarang orang lain berbuat kejelekan

tapi mereka melakukan kejelekan yang lebih berat,

mereka mengatakan kebenaran

tetapi mereka mengingkari kebenaran itu dengan perbuatan mereka.

Penampilan mereka bagus

namun sayang hati mereka kotor dan lusuh.

Kepada orang diluar golongannnya mereka menyombongkan diri,

kepada orang didalam golongannya sendiri terkadang mereka ribut sendiri

padahal hanya karena hal yang sepele.

Mereka lebih suka memandang orang dari penampilan bukan dari akhlaqnya.

Mereka menodai kitab suci dengan perkataan mereka yang sombong

dan mereka gunakan ayat suci untuk menyerang dan mencela orang lain,

Sungguh kitab suci mengajarkan kepada mereka supaya berakhlaq mulia kepada sesama

namun perbuatan mereka sebaliknya.

Meskipun mereka hafal kitab suci

namun tak lebih dari menyangkut dikerongkongannya,

sama sekali tak masuk kedalam hatinya.

Hal itu tercermin dari perbuatan mereka yang mengingkari ajaran kitab suci

padahal mulut mereka banyak mengatakan ayat suci.

Mereka menyangka mereka paling masuk surga,

padahal surga itu milik Allah Bukan milik nenek moyang mereka.

Mereka menyesatkan banyak manusia dengan cara yang samar,

memang tak ada yang lebih berbahaya daripada iblis berpakaian sorban

Wahai Saudaraku jangan ikuti jejak mereka

Jika tidak ingin divonis oleh Rasulullah sebagai…

Anjing-anjing penghuni neraka, ..

naudzubillah."

 

( Syair Ashabul Muslimin)

Nasehat Islam : Janganlah Suka Mencari Muka Manusia


Waspadalah kepada riya' dan atau cari muka

"Meskipun kau mampu lampui ujung barat sampai ujung timur bumi, kau daki seribu gunung, kau taklukan samudra luas, kau telasak seribu hutan rimba belantara, dan kau susuri padang pasir luas nan gersang kering kerontang namun jika  hanya untuk mencari wajah manusia (perhatian, kecintaan, popularitas dan simpati orang lain) hal itu sungguh perbuatan sia-sia hanya akan menimbulkan sesal akhirnya. Mencari wajah kepada manusia seperti bergantung pada akar yang lapuk sedangkan mencari wajah (ridha) Allah SWT seperti bergantung pada tali yang amat kuat. Kecintaan manusia bersifat sementara, dan kau hanya akan dibuat lelah seumur hidup jika mencarinya sedangkan kecintaan Tuhanmu kekal slamanya dan lebih baik balasannya. Hati-hatilah dengan amal yang sia-sia yaitu beramal untuk mencari muka manusia. Diakhirat amalnya seperti debu yang berterbangan, tak berarti apa-apa".

(Syair Ashabul Muslimin)


18 Maret 2013

Nasehat Islam : Peraturan bukan untuk mengekang

"Peraturan yang didasari kekakuan dan bersifat mutlak hanya tidak akan membuat baik keadaan manusia, justru menjadikan manusia segan untuk melanggarnya karena peraturan seperti ini sama saja dengan penjara. Setiap orang terpenjara ingin keluar daripadanya. Peraturan yang didasari kesadaran dan kepedulian dan tidak kaku akan menjadikan manusia segan untuk menaatinya bahkan mereka dengan sendirinya akan taat peraturan tersebut tanpa disuruh. Peraturan dibangun hanya untuk memperbaiki keadaan bukan membelenggu orang. Prinsip peraturan haruslah didasari ajaran agama murni dan hati nurani".

(Syair Ashabul Muslimin)

Blog Archive

Download Ebook Islam Terlengkap

Statistik

.