Motto "Lestarikan Budaya Luhur Islam"

21 September 2011

PACARAN ITU HARAM DAN PINTU TERLEBAR MENDEKATI ZINA !


MUKADIMAH :

Kita telah banyak mendengar bahkan mungkin malah sampai bosan mendengar berita dan peristiwa-peristiwa kenakalan generasi muda sekarang ini. Diantara yang sangat memprihatinkan menimpa generasi muda adalah budaya “pacaran” yang sudah dianggap hal biasa karena pengetahuan agama Islam yang sangat kurang, dan pihak sekolah lebih mengedepankan Ilmu pengetahuan umum yang menyibukan siswa dengan hafalan dan ulangan harian, yang belum tentu berguna semua ilmunya ketika mereka Lulus dan terjun langsung kelapangan . 


Justru pendidikan budi pekerti mereka yang merupakan “pendidikan utama” disekolah diabaikan sama sekali. Beginilah akibat dari pendidikan sekolah jaman sekarang yang sangat tidak efektif, ditambah arus globalisasi yang merupakan kemajuan Iptek yang pesat diiringi derasnya arus kebudayaan barat yang penuh pertentangan dengan budaya Luhur Islam apalagi tanpa diimbangi bekal Ilmu agama yang cukup sehingga begitulah akibatnya, menambah rusaknya moral generasi penerus. 


Sepertinya tak ada seorangpun yang peduli dengan hal ini. Mereka pihak-pihak yang berwenang hanya bisa menyalahkan atau mengkambing-hitamkan rusaknya moral kepada para Remaja, beralasan karena faktor psikologi, perhatian orangtua dan alasan lain yang tidak logis untuk menutupi kesalahan mereka. Dan yang pasti adalah hal itu terjadi karena kurangnya pendidikan moral dan agama Islam yang kurang atau malah justru diacuhkan.

Contoh peristiwa yang sangat memilukan adalah ada anak sekolah seusia SMP dikeluarkan gara-gara hamil ada juga karena skandal beredarnya video asusila lewat Hp atau internet yang dilakukan salah satu siswi dengan lawan mainnya, pergaulan bebas dimana-mana, pemuda-pemudi berdua-duaan tanpa malu ditempat umum lebih parah juga ada yang masih mengenakan atribut seragam sekolah, apalagi berpacaran ditempat sepi maka zina pun terjadi. 


Begitu juga ditambah tontonan dan santapan sehari-hari adalah sinetron yang isinya hanya mengajari budaya hidup serba bebas, glamour dan artis-artis pengumbar aurat, diperburuk lagi dengan hadirnya “facebook” / situs jejaring sosial yang secara tidak langsung mempromosikan perzinaan, karena sudah banyak kasusnya perzinaan bermula dari kenalan lewat facebook.  


Akankah peristiwa ini akan memburuk? Masih adakah yang peduli dengan pendidikan moral generasi muda penerus kehidupan masa depan, kalau generasi sekarang saja sudah bobrok apalagi generasi berikutnya? sangat jelas kalau hal itu adalah tanda akhir zaman, perzinaan meraja lela dan dianggap hal biasa, sesuai hadits Rasulullah :

Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria. (HR. Bukhari)

Kebodohan yang dominan yang dimaksud hadits tadi adalah semakin banyaknya orang yang tidak paham agama karena kurangnya pendidikan agama dirumahnya apalagi diskolah-sekolah umum sekarang ini, sehingga tidak tahu adab dan hukum-hukum Islam, sehingga berbuat keji mereka anggap biasa. 


Zina terang-terangan yang terjadi sekarang ini  adalah pacaran (zina tangan dan mulut), dan juga yang nampak jelas adalah beredarnya video asusila melalui media elektronik seperti VCD, Hp dan Internet. Sedangkan masa yang lebih parah adalah manusia melakukan perzinaan tanpa malu dijalan-jalan dan tempat umum tanpa malu seperti keledai , pada saat itulah kiamat terjadi, semoga kita tidak mengalami masa tersebut. Karena kiamat hanya menimpa orang-orang kafir.


PACARAN ITU HARAM, SANGATLAH JELAS DALILNYA.

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek".  (Q.S. Al Israa': 32).
Dalam tafsir Kalamul Mannan, Syaikh Abdurrahman Nashir As Sa'di berkata: "Larangan Allah untuk mendekati zina itu lebih tegas dari pada sekedar melarang perbuatannya, karena berarti Allah melarang semua yang menjurus kepada zina dan mengharamkan seluruh faktor-faktor yang mendorong kepadanya.”

Maka bisa dikatakan, kalau jalan-jalan dan faktor-faktor yang menuju kepadanya saja dilarang apalagi perbuatannya!
Sungguh amat keji perbuatan itu dan sungguh amat benar ucapan Allah bahwa zina adalah Fahisyah yang dikatakan oleh Syaikh Abdurrahman pula dalam tafsirnya: "Al Fahisyah adalah sesuatu yang dianggap sangat jelek dan keji oleh Syari'at, oleh akal sehat dan fitrah manusia, karena mengandung pelanggaran terhadap hak Allah, hak wanita, hak keluarganya atau suaminya, dan merusak kehidupan rumah tangga serta tercampurnya (kacaunya) nasab keturunan.”
Dan sering sekali fahisyah di dalam Al-Qur'an ataupun Al-Hadits dimaksudkan dengan zina.
Demi Allah sesungguhnya zina adalah dosa besar dan bukan masalah kecil. Ibnu Mas'ud pernah bertanya tentang dosa-dosa besar kepada Rasulullah SAW :
Aku berkata: "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar disisi Allah?
Beliau bersabda: "engkau menjadikan bersama Allah sekutu yang lain, padahal Dia menciptakanmu".
Dia (Ibnu Mas'ud) berkata: "Kemudian apa?"
Beliau bersabda: "Engkau membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu."
Dia berkata: "kemudian apa?"
Beliau bersabda: "Engkau berzina dengan istri tetanggamu." (Mutafaqun ‘alaihi)

Dari dalil yang sangat jelas diatas, Zina itu adalah suatu jalan yang buruk dan keji, termasuk ke dalam salah satu dosa besar. Sedangkan mendekatinya saja sudah jelas-jelas dilarang dan diharamkan dalam Al-Qur’an yang merupakan firman Allah langsung, apalagi jika melakukan zina . Pintu-pintu yang mengarah kepada perbuatan maksiat ini dengan tegas ditutup tidak boleh dibuka sama sekali. Dan diantara pintu zina yang terlebar kepada upaya mendekati zina adalah berdua-duaan dengan lawan jenis yang non mahrom alias dizaman modern ini disebut pacaran.

Dari Jabir Bin Samurah RA, dari Rasulullah SAW: “Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya” (Hadith riwayat Ahmad dan Tirmidzi, sahih).

Dari hadits shahih diatas sudah sangat jelas apalagi ditambah ayat al-Qur’an diatas yang secara langsung melarang mendekati zina, lalu kalau sampai ada yang mengatakan “pacaran dibolehkan asal mengikuti aturan islam”, hal itu benar-benar perkataan jahil yang sesat dan menyesatkan tak ada dalil maupun jumhur ulama yang membolehkan aktivitas syetan tersebut / pacaran ini .


Lalu ada alasan “pacaran itu diperbolehkan dalam upaya ta’aruf”, benar-benar perkataan yang lebih jahil / bodoh daripada alasan yang pertama karena menggunakan alasan yang benar untuk menutupi kemaksiatan, karena hakekat ta’aruf itu adalah tawar menawar atau pendekatan dengan lawan jenis yang tentunya disertai mahromnya atau orang tua calon istri, dan tak ada perkataan-perkatan yang menimbulkan syahwat apalagi sampai pegang-pegangan bahkan ciuman.

Lebih parah bila hal itu /pacaran berkedok ta’aruf dibiarkan akan terjadi zina karena segala permasalahan itu dimulai dari yang kecil hingga menjadi besar. Seperti kobaran api besar yang bermula dari titik api yang kecil maka tidak sepantasnya seorang muslim dan muslimah meremehkan hal ini.

Baik dengan seribu atau sejuta alasan untuk membantah haramnya pacaran maka sudah sangat jelas dan paten bahwa pacaran itu HARAM mutlak. Dan hukuman bagi pembantah maka dia telah menentang apa yang telah Allah turunkan, maka sesungguhnya azab neraka itu amat pedih bagi orang-orang yang mengingkari (kafir) terhadap apa yang telah Allah SWT tetapkan.

Sesuai firman Allah Ta’ala :

“Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (Al-Maidah: 44)




HUKUMAN BAGI PARA PELAKU ZINA

Karena kejinya prilaku zina ini maka Allah menghalalkan darah bagi pelaku / boleh dibunuh. Bagi pelaku yang belum menikah maka dikenakan sanksi berupa cambukan 100 kali dan diasingkan selama satu tahun penuh. Sedangkan yang telah menikah, maka sanksinya adalah dirajam (dilempari) batu sampai mati.

Hadits Rasulullah SAW :

 “Seorang muslim yang bersyahadat tidak halal dibunuh, kecuali tiga jenis orang: ‘Pembunuh, orang yang sudah menikah lalu berzina, dan orang yang keluar dari Islam‘” (HR. Bukhari no. 6378, Muslim no. 1676)

Allâh Ta'ala memerintahkan agar hadd ini ditegakkan dengan tegas, jangan sampai rasa kasihan terhadap mereka menyebabkan kita menyia-nyiakan hukum-Nya ini. Allâh Ta'ala juga memerintahkan pelaksanaan hadd ini di hadiri kaum muslimin, sehingga lebih mengena dan memberikan efek jera pada jiwa pelaku dan orang-orang yang menyaksikan. Lalu bagaimana dengan negara kita yang sumber hukumnya bukan dari aturan Islam (hukum Taghut), kita lihat sendiri hasilnya perzinaan merata disetiap tempat, maka wajiblah setiap muslim mengingkari hukum yang tidak berasal dari aturan Islam.
 

CARA MENGHINDARKAN DIRI DARI PERZINAAN


Maka Hati-hatilah terhadap perbuatan zina! Dan janganlah masuk ke-dalam jalan-jalan yang mendekati zina.  Sesungguhnya sabar untuk tidak masuk ke jalan-jalan tersebut  lebih mudah daripada sabar untuk tidak berzina ketika sudah ada di dalam jalan/atau ruang perzinaan. Maka janganlah mendekati zina dan janganlah masuk ke dalam jalan-jalan yang mendekatinya.
Berikut ini adalah pintu-pintu zina yang wajib para muslimin jauhi dan jangan mendekati pintu itu sedikitpun :

1. Pintu Zina Pertama: Memandang aurat wanita termasuk   wajahnya.

Banyak sekali terjadi perzinaan  adalah faktor pertamanya karena ketidak mampuannya menahan hal yang terkecil yaitu memandang wanita yang tidak halal baginya. “sering kita dengar pepatah dari mata turun kehati”, maka berawal dari mata memandang (zina mata) maka lisan akan berangan-angan kepada wanita tersebut sampai ada kesempatan berduaan dengan wanita itu (pacaran) maka sampai terjadilah zina. 

Ini sangat erat sekali hubungannya dengan zina,  hingga Allah berfirman:
"Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (An-nur: 30).
Oleh karena itu Allah memerintahkan kaum mu’minin untuk menundukkan pandangan terhadap lawan jenis karena hal ini dapat mengantarkan kepada zina. Oleh karena itu merupakan kesalahan orang yang mengaku menjadi ulama atau kyai tetapi memfatwakan bahwa boleh melihat gambar wanita telanjang yang ada di majalah, koran, dll karena yang dilarang adalah melihat wanitanya secara langsung. Pengertian kekejian yang nyata adalah suatu kekejian yang benar-benar nyata dan diketahui oleh orang lain, sedangkan kekejian yang tersembunyi tidak diketahui orang lain. Demikian pula Allah memerintahkan kepada wanita agar menahan pandangannya terhadap laki-laki dan menjaga kemaluannya.  Allah berfirman:
"Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya." (Q.S. An Nuur: 31).
Dan karena menutup jalan menuju zina pula Allah memerintahkan para wanita mu`minah agar menutup auratnya. Selanjutnya Allah berfirman:
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya ke dadanya." (An-Nur: 31).
Jadi jelas, mengenakan jilbab bagi muslimah hukumnya adalah wajib, tentunya jilbab yang sesuai syari’at. Dan kita akhir-akhir ini kita menyaksikan TV atau Video, dimana tampil wanita-wanita dengan membuka aurat dan berhias (Tabarruj) termasuk jalan kepada zina yang diharamkan oleh Allah. Demikian pula majalah-majalah, atau gambar-gambar.

2. Pintu Zina Kedua: Pendengaran.
Pendengaranpun bisa menjadi jalan mendekati zina, bila mendengarkan nyanyian-nyanyian wanita yang bukan mahramnya, apalagi dengan diiringi musik, dan isinya tentang cumbu dan rayu atau cinta dan kasih dan lain-lain tentunya akan menimbulkan syahwat yang menggebu-nggebu. Maka jelaslah dari bahaya nyanyian syahwat tersebut maka semua ulama sepakat untuk mengharamkan. Bahkan ada yang berkedok lewat sms Islami kepada lawan jenis, seperti sms hadits, sms tahajud dan akhirnya menjadi sms pacaran dsb. Memang iblis menggunakan segala cara untuk menjerumuskan manusia kedalam lembah kehinaaan.
Oleh karena itu Allah berfirman kepada para istri-istri Nabi SAW yang mereka itu adalah contoh teladan bagi seluruh kaum wanita muslimah :
"Maka janganlah kalian (wanita mu'minah) tunduk (lemah) dalam pembicaraan sehingga menimbulkan keinginan pada orang-orang yang dihatinya ada penyakit...)".  (Q.S. Al Ahzab: 32).

3.  Pintu Zina Ketiga: Ikhtilath (perbauran atau pergaulan bebas laki-laki dan wanita).
 Ini adalah jalan yang paling banyak menjerumuskan manusia kepada zina.  Betapa banyak perzinaan terjadi yang penyebabnya adalah perkenalan mereka di kantor, atau keakraban mereka di sekolah, atau perjumpaan mereka di kendaran umum, dan lain-lain. Bahkan saya melihat dikampus-kampus mahasiswa mahasiswi bergaul layaknya dengan mahramnya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Kalau kamu meminta kepada mereka sesuatu kebutuhan, mintalah dari balik hijab (tabir), yang demikian lebih suci bagi hatimu dan hati mereka."  (Q.S. Al Ahzab: 53).

4.  Keempat: khalwat (berduaan) dengan seorang wanita yang bukan mahram / pacaran. (Pintu Paling Lebar)
Ini lebih bahaya dari yang ketiga.  Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya kecuali yang ketiganya adalah syaithan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas t bahwa Rasulullah r bersabda:
"Janganlah sekali-kali seorang (diantara kalian) berduaan dengan wanita, kecuali dengan mahramnya". (H.R Bukhari dan Muslim).
Beliau Rasulullah SAW juga bersabda:

(( Ø¥ِÙŠَّاكُÙ…ْ ÙˆَالدُّØ®ُÙˆْÙ„َ عَلىَ النِّسَاءِ )) رواه البخاري ومسلم.

"Janganlah sekali-kali kalian masuk ke (tempat) wanita."  Maka berkatalah seorang dari kalangan Anshar: Bagaimana pendapatmu kalau wanita tersebut adalah ipar (saudara istri)?
  Maka Beliau  menjawab:

(( الحَÙ…ْÙˆُ المَÙˆْتُ )) رواه البخاري ومسلم.

"Ipar adalah maut."  (H.R. Bukhari dan Muslim).
Maka termasuk jalan mendekati zina, perginya seorang perempuan dengan sopirnya, tinggalnya seorang laki-laki di rumah bersama pembantu perempuannya atau lainnya dari bentuk-bentuk khalwat walaupun asalnya berniat baik, seperti mengantarkan seorang wanita ke tempat tertentu. Atau bagi para remaja tidak boleh berduaan dengan lawan jenis dirumahnya kecuali disertai kedua orang tuanya.
Hadits Rasulullah :
Rasulullah ditanya tentang hal Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke-dalam neraka, beliau bersabda: "mulut dan kemaluan." (H.R. Turmudzi, ia berkata: "hadist ini shahih gharib").
Dari hadits ini maka tak bisa disangkal lagi memang kebanyakan manusia masuk neraka adalah menuruti hawa nafsunya dan tidak bisa menjaga mulutnya dari berbicara sia-sia dan menyakiti hati saudaranya. Dan  jelaslah masalah buruknya zina, Allah mengatakan bahwa zina adalah perbuatan keji dan jalan yang sangat buruk, Rasulullah bersabda bahwa zina adalah dosa besar yang banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka, demikian pula para Ulama.  Sedangkan akal sehat dan fitrah bisa kita tanyakan pada diri, masih adakah yang bisa disangkal, kalau pacaran (zina memandang, berciuman, dsb) itu benar-benar haram ? .

(DIKUTIP DARI BERBAGAI SUMBER)

20 September 2011

Metode Islam menghadapi Benturan Peradaban

 Sekitar 14 abad yang lalu, telah berdiri sebuah Negara adidaya yang menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berdirinya. Sebuah Negara yang mampu menyatukan manusia dalam bingkai ukhuwah atas dasar aqidah, yakni aqidah Islam. Itulah Daulah Islam (Negara Islam), yang diproklamirkan oleh Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawarah yang kemudian diteruskan oleh para penerus estafet kepemimpinan kepala Negara tersebut dimulai dari masa Khulafaur Rasyidin hingga berakhir pada masa Khilafah Ustmani pada tanggal 3 maret 1924 silam.
Sejak runtuhnya institusi Khilafah pada 1924 itulah yang mengakibatkan umat Islam yang berjumlah 1,57 milyard hidup dengan kondisi terkotak-kotak atas nama nation-state atau Negara bangsa. Akibatnya, tiap-tiap individu umat Islam tidak saling menyatu baik dalam perasaan, pemikiran maupun system/aturan, sehingga lenyaplah kehidupan Islam yang berlandaskan atas aqidah dan syariah Islam di dalam kehidupan mereka dalam bermasyarakat.
Apalagi disokong oleh budaya-budaya barat yang secara tidak langsung menyeret kejurang kekafiran, dari media cetak hingga elektronik semuanya dilakukan secara besar-besaran oleh musuh Islam dengan biaya yang luar biasa karena memang ambisi utama iblis dan pengikutnya adalah menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. 
Untuk menghadapi arus peradaban dunia barat yang sangat cepat sekali merusak tatanan kehidupan masyarakat muslim, maka untuk mengantisipasi kerusakan lebih parah maka pendidikan secara Islam kepada generasi muda harus lebih ditingkatkan. Secara umum agenda untuk 'menyambut' benturan peradaban antara Islam dan Barat,  dapat diringkas sebagai berikut:

1.      Melakukan pembinaan di tengah-tengah umat.
Bagaimanapun, semua upaya penghancuran itu akan lebih mudah dihadapi kalau umat Islam kebal. Pembinaan (tatsqîf) di tengah umat adalah dalam rangka mewujudkan pola pikir yang islami, dan melatih ketahanan pola jiwa mereka dengan selalu berada dalam suasana taqarrub ilâ Allâh / mendekatkan diri kepada Allah. Baik disekolah-sekolah maupun dilingkungan masjid. maka peran ulama dan tokoh muslim sangat dibutuhkan.

2.      Melancarkan perang pemikiran dan mengungkap makar asing.
Penghancuran Islam sering tidak disadari oleh kaum Muslim. Karena itu, membongkar agenda tersembunyi dari penjajah (kasyf al-khuthath) harus selalu dilakukan. Mereka juga harus selalu mengkritisi pemikiran-pemikiran yang menyimpang dan menyesatkan yang diklaim oleh kalangan liberal sebagai pemikiran Islam. Jika pemikiran-pemikiran ini tidak ditunjukkan kekeliruan dan kesalahannya, maka umat Islam yang awam akan menyangka bahwa hal itu adalah bagian dari Islam. Maka untuk menghindarkan hal itu adalah pengkajian kembali ajaran islam yang lurus dan sesuai sunah Rasulullah SAW, dimulai dari lingkungan keluarga lalu kelingkungan yang lebih luas.

3.      Membangun kesadaran politik Islam dan memberikan gambaran Islam sebagai solusi.
Kesadaran politik Islam yang benar harus ditumbuhkan di tengah-tengah umat. Yang dimaksud adalah politik Islam yang akan membebaskan manusia dari ketertindasan dalam segala aspeknya menuju pada keridhaan Allah semata-mata. Untuk itu, para aktivitis dakwah harus mampu memberikan gambaran syariat Islam yang murni sebagai solusi atas segala masalah manusia.

4.      Membangun tatanan politik Islam, yaitu Khilafah Islamiyah.
Dengan tumbuhnya kesadaran politik Islam di tengah-tengah masyarakat  maka  berarti  telah  tersedia  ‘perangkat keras’  (yaitu dukungan dari umat Islam) dan ‘perangkat lunak’ (yaitu konsep dan solusi Islam), yang diperlukan selanjutnya adalah membangun tatanan politik Islam, yaitu negara Khilafah Islamiyah. Dengan tatanan ini, upaya untuk menghentikan penghancuran Islam akan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien lagi.Saat ini memang kita berada dalam masa kekosongan khilafah Islam. Dan sesuai apa yang disampaikan Rasulullah maka setelah kekosongan tersebut akan muncul kembali khalifah Islam yang adil yang dipimpin oleh seorang yang bijak keturunan ahli bait Rasulullah. 
Maka kita sedang menanti masa tersebut. dan perjuangan tidak bisa selesai jika kita hanya berpangku tangan, menyibukan diri dengan pekerjaan duniawi, nonton TV yang penuh maksiat dan melupakan akhirat, membaca koran yang penuh dengan kabar "burung", waktu luang yang hanya digunakan untuk bersenang-senang, sampai lupa anak dan keluarga yang seharusnya jadi kewajiban pertama dan utama kita untuk diberi dakwah Islam. Marilah kita mulai dari diri kita sendiri, perjuangkanlah agama Islam dari sisi manapun dan dengan cara apapun yang disyari'atkan. Mari kita lakukan semampu kita, dakwah islam takkan pernah ada akhir sampai akhir hayat kita.

Keniscayaan Negara Khilafah dalam Menghadapi Benturan Peradaban 
Hancurnya Khilafah Islamiyah pada tahun 1924 telah melenyapkan "wadah" bagi peradaban Islam Dengan hancurnya Khilafah, peradaban Islam telah kehilangan kekuatan dan vitalitasnya. Dapat dikatakan, peradaban Islam nyaris musnah dari realitas kehidupan, karena Khilafah yang menopangnya telah tiada. Sebagai gantinya, peradaban Barat sekularlah yang kemudian mendominasi kaum Muslim saat ini. Yang merupakan ajaran-ajaran yang secara tidak langsung menjerumuskan umat kedalam pemikiran kafir dan yang akhirnya bisa menjerumuskan kedalam kekafiran juga, naudzubillah min dzalik.

Maka dari itu, eksistensi negara Khilafah adalah sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi agar peradaban Islam dapat mengungguli peradaban Barat. Tentu, negara Khilafah yang akan terjun ke kancah benturan peradaban itu haruslah negara yang kuat, yang didukung oleh kekuatan ideologi, kekuatan ekonomi, dan kekuatan militer yang handal dan tentunya kemapanan ilmu Islam yang dimiliki bangsanya. Wallâhu a‘lam.

18 September 2011

TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM


 



Oleh:___
              Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsary

Setiap orang yang mendalami Al-Qur'an dan mempelajari Sunnah tentu mengetahui bahwa puncak tujuan dan sasaran yang dilakukan orang Muslim yang diwujudkan pada dirinya dan di antara manusia ialah ibadah kepada Allah semata.

Tidak ada jalan untuk membebaskan ibadah ini dari setiap aib yang mengotorinya kecuali dengan mengetahui benar-benar tauhidullah.

Da'i yang menyadari hal ini tentu akan menghadapi kesulitan yang besar dalam mengaplikasikannya. Tetapi toh kesulitan ini tidak membuatnya surut ke belakang. Sebab setiap saat dakwahnya menyerupai perkataan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

"Artinya : Orang yang paling keras cobaannya adalah para nabi, kemudian yang paling menyerupai (mereka) lalu yang paling menyerupainya lagi." [1]

Bagaimana tidak, sedang dia selalu meniti jalan beliau, menyerupai sirah-nya dan mengikuti jalannya? Al-Amtsalu tsumma al-amtsalu adalah orang-orang shalih yang mengikuti jalan para nabi dalam berdakwah keapda Allah, menyeru kepada tauhidullah seperti yang mereka lakukan, memurnikan ibadah hanya kepada-Nya dan menyingkirkan syirik. Mereka mengahadapi gangguan dan cobaan seperti yang dihadapi para panutannya, yaitu nabi-nabi.

Oleh karena itu banyak para da'i yang menjauhi jalan yang sulit dan penuh rintangan ini. Sebab seoarang da'i yang meniti jalan itu akan menghadapi ayah, ibu, saudara, rekan-rekan, orang-orang yang dicintainya, dan bahkan dia harus menghadapi masyarakat yang merintangi, memusuhi dan menyakitinya.

Lebih baik mereka menyingkir ke sisi-sisi Islam yang sudah mapan, yang tidak dimusuhi orang yang beriman kepada Allah. Di dalam sisi-sisi ini mereka tidak akan menghadapi kesulitan, kekerasan, ejekan, dan gangguan, khususnya di berbagai masyarakat Islam. Biasanya mayoritas umat justru mau memandang da'i seperti ini, menyanjung dan memuliakannya dan tidak mengejek atau pun mengganggunya, kecuali jika mereka menentang para penguasa dan mengancam kedudukan mereka. Kalau seperti ini keadaannya, tentu para penguasa ini akan menumpas mereka dengan kekerasan, sebagaiman menumpas partai politik yang hendak mengincar kursi kekuasaannya. Sebab, para penguasa dalam masalah ini tidak bisa diajak kompromi, baik mereka itu kerabat atau pun rekan, baik orang Muslim maupun orang kafir.

Bagaimanapun juga kami merasa perlu mengatakan para da'i, bahwa meskipun mereka tetap harus menyaringkan suaranya atas nama Islam, toh mereka tetap harus mengasihi dirinya sendiri. Karena mereka keluar dari manhaj Allah dan jalan-Nya yang lurus dan jelas, yang pernah dilalui para nabi dan para pengikutnya dalam berdakwah kepada tauhidullah dan memurnikan agama hanya bagi Allah semata. Apa pun usaha yang mereka lakukan untuk kepentingan dakwah, toh mereka tetap harus memikirkan sarananya sebelum tujuannya. Sebab berapa banyak sarana yang remeh justru membahayakan tujuan yang hendak dicapai dan justru menjadi pertimbangan yang besar.

Bahkan banyak da'i yang memaksakan cara yang mereka ciptakan sendiri dan tidak mau mengikuti manhaj para nabi dalam berdakwah kepada tauhidullah di bawah slogan-slogan yang serba gemerlap, tapi akhirnya hanya memperdayai orang-orang bodoh, sehingga mereka menganggapnya sebagai manhaj para nabi.

Karena Islam mempunyai beberapa cabang dan pembagian, maka harus ada penitikberatan pada masalah yang paling penting, lalu disusul dengan yang penting lainnya. Pertama kali dakwah harus diprioritaskan pada penataan akidah. Caranya menyuruh memurnikan ibadah bagi Allah semata dan melarang menyekutukan sesuatu kepada-Nya. Kemudian perintah mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, melaksanakan berbagai kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, seperti cara yang dilakukan semua para nabi. Firman Allah.

"Artinya : Dan, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja) dan juahilah thaghut'." [An-Nahl : 36]

"Artinya : Dan, Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Ilah selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." [Al-Anbiya' : 25]

Dalam sirah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan cara yang diterapkan beliau terkandung keteladanan yang baik serta manhaj yang paling sempurna. Hingga beberapa tahun beliau hanya menyeru manusia kepada tauhid dan mencegah mereka dari syirik, sebelum menyuruh mendirikan sholat, melaksanakan zakat, puasa, haji, dan sebelum melarang mereka melakukan riba, zina, pencurian dan membunuh jiwa tanpa alasan yang benar.

Jadi dasar yang paling pokok adalah mewujudkan peribadatan bagi Allah semata, sebagaimana firman-Nya.

"Artinya : Dan, AKu tidak menciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembah-Ku." [Adz-Dzariat : 56]

Hal ini tidak bisa terjadi kecuali dengan mengenal tauhidullah, baik secara ilmu maupun praktik, realitas sehari-hari maupun jihad.

Anda bisa melihat berapa banyak para da'i Muslim dan jama'ah-jama'ah Islam yang menghabiskan umurnya dan menghabiskan energinya untuk menegakkan hukum Islam atau menuntut berdirinya negara Islam. Mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa tegaknya hukum Islam tidak akan terwujud dengan cara seperti itu. Tujuan itu tidak akan terealisir kecuali dengan suatu manhaj yang dilakukan secara perlahan-perlahan, memerlukan waktu yang panjang, dilandaskan kepada kaidah yang jelas, harus dimulai dari penanaman akidah dan menghidupkan pendidikan Islam serta menekankan masalah akhlak. Jalan yang perlahan-lahan dan panjang ini merupakan jalan yang paling dekat dan paling cepat yang bisa ditempuh. Sebab untuk bisa mengaplikasikan tatanan Islam dan hukum syariat Allah bukan merupakan tujuan yang bisa dilakukan secara spontan dan tergesa-gesa. Karena hal ini tidak mungkin diwujudkan kecuali dengan merombak masyarakat, atau adanya sekumpulan orang yang berkedudukan dan berbobot di tengah kehidupan manusia secara umum yang siap memberikan pemahaman akidah Islam yang benar, baru kemudian melangkah kepada pembentukan tatanan Islam, meskipun harus menghabiskan waktu yang lama[2]

Kesimpulannya, menerapkan hukum-hukum syariat, menegakkan hudud, mendirikan pemerintahan Islam, menjauhkan hal-hal yang diharamkan dan melaksanakan hal-hal yang diwajibkan, semuanya merupakan penyempurna tauhid dan penyertanya. Lalu bagaimana mungkin penyertanya mendapat prioritas utama, sedangkan pangkalnya diabaikan?

Kami melihat sepak terjang berbagai jama'ah yang menyalahi manhaj para rasul dalam berdakwah kepada Allah ini terjadi karena ketidaktahuan mereka terhadap manhaj ini. Padahal orang yang bodoh tidak pantas menjadi da'i. Sebab syarat terpenting dalam aktivitas dakwah adalah ilmu, sebagaimana yang difirmankan Allah tentang Nabi-Nya.

"Artinya : Katakanlah: 'Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik." [Yusuf : 108]

Jadi, keahlian seorang da'i yang paling penting adalah ilmu pengetahuan.

Kemudian kami melihat jama'ah-jama'ah yang menisbatkan diri kepada dakwah ini saling berbeda-beda. Setiap jama'ah menciptakan pola yang tidak sama dengan jama'ah lain dan meniti jalannya sendiri. Ini merupakan akibat dari tindakan yang menyalahi manhaj Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena manhaj beliau hanya satu, tidak terbagi-bagi dan tidak saling berselisihan. Firman Allah.

"Artinya : Katakanlah: 'Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku."

Orang-orang yang mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berada di atas jalan yang satu ini dan tidak saling berselisih. Tapi orang-orang yang tidak mengikuti beliau tentu saling berselisih. Firman Allah.

"Artinya : Dan, bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya." [Al-An'am : 153]

Jadi tauhid merupakan titik tolak dakwah kepada Allah dan tujuannya. Tidak ada gunanya dakwah kepada Allah kecuali dengan tauhid ini, meskipun ia ditempeli dengan merk Islam dan dinisbatkan kepadanya. Sebab semua rasul, terutama dakwah penutup mereka, Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dimulai dari tauhidullah dan sekaligus itu pula tujuan akhirnya. Setiap rasul pasti mengatakan untuk pertama kalinya seperti yang dijelaskan Allah.

"Artinya : Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah selain daripada-Nya." [Al-A'raaf :59 ][3]

Ini merupakan tujuan hidup orang Muslim yang paling tinggi, yang untuk itulah dia menghabiskan umurnya sambil mengusahakannya di tengah kehidupan manusia dan menguatkannya di antara mereka.

Khaliq yang telah menyediakan apa-apa yang menunjang kemaslahatan kehidupan dunianya, Dia pula yang menetapkan syariat agama bagi mereka dan menjaga kelangsungannya. Allah selalu menjaga Islam, karena Islam itulah tujuan dari diciptakannya dunia bagi manusia, lalu mereka diberi kewajiban untuk beribadah dan menguatkan tauhid, sebagaimana yang tercermin dalam firman Allah Ta'ala.

[Disalin dari kitab Ad-Da'wah ilallah Bainat-tajammu'i-hizby Wat-Ta'awunisy-Syar'y, Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsary. Edisi Indonesia: Menggugat Keberadaan Jama'ah-Jama'ah Islam. Penerjemah: Kathur Suhardi, Penerbit, Pustaka Al-Kautsar. Cet. Pertama, September 1994; hal.38-44]
_________
FooteNote
[1]. Diriwayatkan At-Tirmidzy, hadits nomor 2400, Ibnu Majah, hadits nomer 4023, Ahmad 1/172, dari Sa'id bin Abi Waqqash, dengan sanad hasan.
[2]. Limadza a'damuni?
[3]. Mukaddimah Manhajul Anbiya'

sumber : al-manhaj

Blog Archive

Download Ebook Islam Terlengkap

Statistik

.