Motto "Lestarikan Budaya Luhur Islam"

22 Oktober 2011

Mari Berjuang : Jihad Dimasa kini

jihad
Jihad ( جهاد )adalah berjuang dengan sungguh-sungguh . Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan Din Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi.
Jihad adalah puncak keimanan, hukum jihad adalah fardhu kifayah yaitu kewajiban seluruh muslim gugur jika ada salah seorang muslim yang melaksanakan jihad, akan tetapi jika tak ada satupun muslim yang melaksanakan kewajiban ini maka seluruh muslim akan mendapatkan dosa. akan tetapi menjadi fardhu 'ain bagi sebagian muslim dalam keadaan tertentu misalnya : Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan, Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum, Jika suatu negeri atau daerah telah dikepung oleh musuh, Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan. Jihad tidak hanya diartikan perang melawan musuh, justru yang lebih ditekankan sekarang ini adalah berbagai macam perlawanan dengan musuh baik dengan jiwa, harta maupun dakwah.
Ketika musuh-musuh Islam menyerang dengan berbagai macam cara untuk memadamkan cahaya agama Allah, kondisi ini menuntut umat Islam agar melakukan jihad dalam berbagai aspek kehidupan. Jihad terhadap hawa nafsu adalah jihad setiap saat bagi setiap muslim yang masih waras dan sehat. Jihad qitaali adalah wajib bila umat Islam diserang dengan senjata seperti di Palestina, Afghanistan, Irak, Bosnia, dan belahan bumi lainnya. Selain jihad nafsiy dan jihad qitaali, masih banyak lagi tuntutan jihad lainnya, sebanyak aneka ragam serangan musuh. Di antara jihad-jihad yang dituntut sekarang adalah: jihad berupa perang pemikiran dan perang pembangunan intelektual, karena dari situ kita diserang contohnya media internet sekarang ini banyak mempengaruhi pemikiran generasi muda menjadi rusak dan jalan pemikiran mereka dipersempit melalui facebook, game online dsb. sehingga waktu mereka dihabiskan hanya untuk sia-sia sehingga lupa belajar dan mengaji dan sebagainya sehingga kita menjadi umat yang lemah, dengan begitu musuh akan dapat mengalahkan kita dengan mudah. berikut hadits mengenai jihad itu tidak terbatas pada perang fisik akan tetapi juga perang pemikiran, perang peradaban dsb. artinya dakwah dan menuntut ilmu juga termasuk jihad.
Dari Anas bin Malik t bahwa Rasulullah r bersabda, "Perangilah kaum musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian." (HR. Abu Dawud dan Nasa'i).
macam - macam jihad yang harus kita galakkan :
1. Jihad tablighi,
yaitu jihad dengan lisan untuk menyampaikan ajaran Islam dengan penuh hikmah, kelembutan, dan kesejukan. Kita diwajibkan tablighi ini sebagai jihad bil-lisan untuk meluruskan berbagai penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat.

2. Jihad ta’limi,
yaitu jihad melalui pendidikan, baik formal atau Non formal. Saat ini umat Islam sangat dituntut untuk menekuni jihad ta’limi ini, karena sekolah-sekolah unggulan umat Islam masih perlu peningkatan kualitas dan kuantitas. Apalagi sekolah-sekolah yang dikelola pendidikan non Islam sarat dengan unsur-unsur yang bisa memadamkan semangat keislaman siswa. Apalagi sekarang ini pendidikan agama siswa disekolah sangat minim dari sempurna sehingga banyak terjadi kenakalan remaja, salah satu sebabnya adalah pendidikan agama Islam yang diterbelakangkan.

3. Jihad Maali,
yaitu jihad dengan harta dalam rangka menebarkan Syiar Islam, melindungi kaum fuqara’ dan masakin dari kekufuran yang mengintai mereka. Jihad maali ini sering disebut Al-Qur’an lebih daripada jihad binnafsi, karena:
Pertama, mengeluarkan harta lebih mudah dari pada berkorban dengan jiwa.
Kedua, jihad binnafsi membutuhkan biaya yang tak terbatas.
Ketiga, sebagian orang ada yang lemah jasmaninya atau merasa takut perang.
Keempat, para pemilik harta dianggap musuh sebagai kekuatan pendukung para mujahid.

4. Jihad Siyasi:
yaitu jihad memperjuangkan Islam lewat politik, lewat pemilu, memilih anggota DPR/MPR untuk melakukan perubahan undang-undang kearah pemenangan dakwah Islamiyah. Dengan begitu tujuan kita adalah berdirinya kembali sebuah negara yang belandaskan hukum Islam, atau berdirinya sebuah khilafah yang akan memerintah dan menaungi masyarakat dengan adil.

Wallahu a’lamu bis shawab.

21 Oktober 2011

Senandung Jalan Sepi

Senandung Jalan  Sepi
(Syair Ashabul Muslim)

dunia semakin gelap.
semakin sepi.
Ingin kulalui ini jalan terjal ini.
yang tak semua orang mau melalui.
tapi tak ada jalan pulang.
melainkan jalan ini.
malam semakin larut.
menambah gelapnya jalan ini.
jalan yang sedikit sekali.
manusia melalui.

biarkan kusendiri
berteman dengan sepi
walau hanya berbekal lentera kecil tak berarti
aku tak mau tersesat
aku tak mau silau dengan jalan gemerlap
walaupun jalan yang mulus tapi menjerumuskan kejurang
dan mungkin tak ada harapan kembali pulang

Ya, Allah ya Tuhanku
bimbinglah aku
meniti jalan pulang
aku rindu kampung halaman
hanya dengan ridhamu semua tercapai
maka bimbinglah aku pulang
dengan pertolongan-Mu semua terjadi
aku ingin pulang
merasakan damainya kebersamaan
dan indahnya kedamaian abadi
di kampung halaman.
amien

"Jalan sepi itu adalah jalan Islam yang Rasulullah SAW ajarkan yang sedikit sekali manusia yang mengikuti, Jalan gemerlap adalah kesenangan dunia yang menyesatkan dam melalaikan dari kematian. Sedangkan kampung halaman itu adalah Kampung surga".


Jalan Lurus Yang Harus Kutempuh

Perjalanan hidup ini seperti berjalan diatas jalan yang amat gelap lagi menggelincirkan, hanya dengan hati-hati kita akan selamat, dan juga perjalanan ini adalah perjalanan yang panjang maka seorang musafir akan membawa bekal yang banyak supaya tidak kelaparan ditengah perjalanan. begitu juga kita wajib membawa obor untuk menerangi jalan tersebut supaya kita tidak tergelincir. Hidup ini tidak mudah jika ingin selamat maka kita harus berhati-hati dalam melangkah tidak sembrono dan senaknya sendiri dalam menjalani kehidupan.

Maka siapakah yang tidak ingin selamat sampai tujuan? semuanya pasti ingin selamat. Hanya akan sampai tujuan jika dalam melewati jalan itu dengan kehati-hatian dan membawa bekal peralatan lainnya khususnya obor / cahaya penerang untuk menerangi jalan yang gelap dan menggelincirkan itu. Begitu juga dengan hidup ini, banyak diantara kita yang terjerumus kedalam lembah kenistaan karena tidak mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti pejalan kaki yang tidak mau mengikuti petunjuk cahaya ditengah gelapnya perjalanan, lalu mereka jatuh kejurang hitam tanpa dasar. Bahkan ada yang sampai ingkar sampai menghina syari’at islam habis-habisan. Merekalah orang-orang kafir yang dijanjikan jahanam yang mereka kekal didalamnya.

Maka sebagai seorang muslim maka tujuan perjalanan  hidup ini adalah selamat sampai tujuan (bahagia diakhirat) adalah mengkuti apa yang Rasulullah SAW ajarkan dan tidak menambah-nambah atau mengurangi syari’at sedikitpun (modifikasi). Maka siapakah sekarang ini yang dapat kita jadikan penolong atau pemberi petunjuk ditengah sekarang ini banyak kekacauan dan kegelapan diakhir zaman? Hanya kepada Allah SWT lah kita memohon hidayah dan keselamatan.

Dan tentu saja kita diwajibkan untuk bertawakal dalam meraih hidayah-Nya yaitu mengikuti ulama-ulama yang mengikuti sunah Rasulullah SAW bukan ulama ulama sesat yang justru malah menyesatkan karena ajaran mereka menyimpang atau memodifikasi syari’at. Dampaknya hanya akan sesat dan menyesatkan umat. Karena Islam itu adalah agama yang tidak boleh dimodif atau di otak-atik karena Islam bukanlah barang-barang automotif yang bisa seenaknya diubah-ubah bentuknya demi mengikuti perkembangan jaman, akan tetapi agama Islam ini adalah agama yang ajarannya tidak bisa diubah-ubah lagi sejak Rasulullah SAW wafat, karena Islam ini adalah dibawakan oleh Rasulullah SAW, maka Islam yang murni adalah Islam yang hanya mengikuti sunnah Nabinya, bukan ajaran yang mengikuti aliran-aliran baru atau ajaran-ajaran baru (bid’ah)  dengan dalih mengikuti perkembangan jaman. Hal ini benar-benar kesesatan yang nyata sesuai hadits Nabi SAW  berikut :

Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah 'Azza wajalla, agar mendengar, taat dan patuh meskipun pemimpinmu seorang budak. Barangsiapa hidup panjang umur dari kamu maka dia akan melihat banyak silang-sengketa. Berpeganglah kepada sunnahku dan sunnah-sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk dan hidayah (sesudahku). Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu. Waspadalah terhadap ciptaan persoalan-persoalan baru. Sesungguhnya tiap bid'ah mengandung kesesatan. (HR. Tirmidzi)

Para ulama adalah pewaris nabi merekalah cahaya penerang kegelapan, maka wajiblah setiap muslim untuk mengikuti jejak mereka demi selamat sampai tujuan (akhirat).Para ulama tidak pernah mati. Mereka mungkin mati secara jasad, tapi pemikiran dan Ilmunya akan selalu hidup. Merekalah para guru yang telah banyak meninggalkan jejak dan catatan hidup. Mereka orang-orang yang lebih banyak belajar bekerja daripada belajar berbicara. Mereka para ulama yang kejernihan batinnya menjadikan jernih memandang keadaan. Mereka para pewaris Rasulullah yang ketajaman pikirannya membuat perkataan dan perbuatannya tak pernah lepas dari tuntunan Allah swt.

KEWAJIBAN KITA MENGIKUTI SUNAH NABI SAW

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiallohu ta’ala ‘anhu berkata: Manusia bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliah dan keburukan, kemudian Alloh mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan? Beliau bersabda: ‘Ada’. Aku bertanya: Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan? Beliau bersabda: “Ya, akan tetapi di dalamnya ada dakhanun”. Aku bertanya: Apakah dakhanun itu? Beliau menjawab: “Suatu kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah”. Aku bertanya: Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan? Beliau bersabda: “Ya”, dai - dai yang mengajak ke pintu Jahanam. Barang siapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku. Beliau bersabda: “Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita”. Aku bertanya: Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya? Beliau bersabda: “Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya”. Aku bertanya: “Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun imamnya?” Beliau bersabda: “Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu”.
(Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menyeru kepada umat Islam untuk menjauhi semua firqah yang menyeru dan menjerumuskan ke neraka Jahanam, dan supaya memegang erat-erat pokok pohon (ashlu syajarah) disini bearti pokok-pokok pohon itu adalah sunah yang Rasulullah SAW ajarkan kepada kita. Jika kita mengharapkan termasuk umat yang selamat daripada firqoh-firqoh sesat seperti Syiah, khawarij, Mu’tazillah, Jahmiyah dll. Maka kita wajib berpegang teguh kepada sunah Rasulullah SAW dan para sahabat yang mengikuti beliau hingga ajal menjemput. Dari pernyataan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, bahwa pernyataan itu mengandung perintah untuk melazimi Al Kitab dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafuna Shalih. Hal ini seperti yang diisyaratkan dalam hadits riwayat ‘Irbadh Ibnu Sariyah yang artinya 

“Barang siapa yang masih hidup di antara kalian maka akan melihat perselisihan yang banyak. Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang diada-adakan karena hal itu sesat. Dan barang siapa yang menemui yang demikian itu, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin. Gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian”. 
(Riwayat Abu Dawud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 440 dan yang lainnya)

Jika kita menggabungkan kedua hadits tersebut, yakni hadits Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiallohu ‘anhu yang berisi perintah untuk memegang pokok-pokok pohon (ashlu syajarah) dengan hadits ‘Irbadh ini, maka terlihat makna yang sangat dalam. Yaitu perintah untuk ber-iltizam pada As-Sunnah An-Nabawiyah dengan pemahaman Salafuna As-Shalih Ridhwanullah ta’ala ‘alaihim manakala muncul firqah-firqah sesat dan hilangnya Jamaah Muslimin serta Imamnya / runtuhnya khilafah Islamiyah 1 abad lalu.

Kedua, di sini ditunjukkan pula bahwa terdapat  perintah untuk berpegang teguh, dan bersabar dalam memegang Al-Haq serta menjauhi firqah-firqah sesat yang menyaingi Al-Haq. Atau bermakna bahwa pohon Islam yang rimbun tersebut akan ditiup badai topan hingga mematahkan cabang-cabangnya dan tidak tinggal kecuali pokok pohonnya saja yang kokoh. Oleh karena itu maka wajib setiap muslim untuk berada di bawah asuhan pokok pohon ini walaupun harus ditebus dengan jiwa dan harta. Karena badai topan itu akan datang lagi lebih dahsyat.

Ketiga, oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mengulurkan tangannya kepada kelompok (firqah) yang berpegang teguh dengan pokok pohon itu untuk menghadapi kembalinya fitnah dan bahaya bala. Kelompok ini seperti disabdakan beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam akan selalu ada dan akan selalu muncul untuk menyokong kebenaran hingga yang terakhir dibunuh Dajjal.

Wallahu’alam bis showab.

Blog Archive

Download Ebook Islam Terlengkap

Statistik

.